Selasa, 08 Desember 2009

PENENTUAN DAERAH RAWAN GEMPA BUMI DI KABUPATEN SITUBONDO

1. Pengertian
Gempa bumi adalah hasil dari pelepasan energi di kerak bumi yang menciptakan gelombang energi. Gempa bumi direkam dengan Seismometer, juga dikenal sebagai seismograf. Ukuran Magnitude dari gempa bumi dilaporkan secara konvensional, atau yang terkait. Sumber energi yang dilepaskan dapat berasal dari tumbukan lempeng, letusan gunung api, atau longsoran masa batauan/tanah.
Di permukaan bumi, gempa bumi berupa getaran dan kadang-kadang menggusur tanah. Ketika gempa bumi besar dan pusat gempa terletak di lepas pantai atau dasar laut kadang-kadang menimbulkan tsunami. Gempa bumi yang gemetar juga dapat memicu tanah longsor dan kadang-kadang aktivitas gunung berapi.

2. Penyebab gempa bumi
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akan terjadi.
Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan-lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km. Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi.


WILAYAH-WILAYAH YANG TERKENA GEMPA

3. Jenis-jenis tipe gempa bumi :
• Gempa bumi vulkanik (Gunung Api)
Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempabumi. Gempabumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.
• Gempa bumi tektonik
Gempabumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempa bumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempa bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian bumi disebabkan oleh perlepasan tenaga yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba.
Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari plat tektonik menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik. Contoh gempa tektonik ialah seperti yang terjadi di Yogyakarta, Indonesia pada Sabtu, 27 Mei 2006 lalu.

• Gempa bumi runtuhan
Gempa bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan, gempa bumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.
• Gempa bumi buatan
Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi.
• Gempa bumi tumbukan
Gempa bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke bumi, jenis gempa bumi ini jarang terjadi.

Penentuan besarnya kekuatan suatu gempa dapat diketahui melalui alat seismograf, yaitu suatu alat pencatat getaran seismik yang sangat peka yang ditempatkan diberbagai lokasi dipermukaan bumi yang diukur dalam satuan skala richter. Di bawah ini rincian penentuan tingkatan kekuatan gempa bumi :
Ukuran Skala Richter Kriteria
< 2 getaran tak terasa tetapi terekam oleh seismograf
2 - 2,9 Getaran hampir terasa oleh sebagian kecil orang
3 – 3,9 Getaran terasa oleh sebagian kecil orang
4 – 4,9 Getaran terasa oleh hampir semua orang
5 – 59 Getaran mulai menimbulkan kerusakan bangunan
6 – 6,9 Getaran menimbulkan kerusakan
7 – 7,9 Gempa skala besar, getaran kuat, menimbulkan kerusakan besar
8 - 9 Gempa dahsyat, getaran sangat kuat dan meluluh lantakkan bangunan


Indonesia terletak pada lempeng Euro Asia yang berbatasan di sebelah selatan dan barat dengan lempeng Ausrtalia. Sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan lempeng pasifik. Kondisi menurut letak indonesia ini menyebabkan di Indonesia sering terjadi gempa tektonik.
Kerak bumi sebagai bagian terluar bumi suhunya jelas lebih dingin daripada bagian inti yang panas ditekan sekian juta kubik ton batuan di atasnya. Karena perbedaan temperatur inilah terjadilah aliran konveksi di selubung bumi. Material yang panas naik menuju keluar dan material dingin turun menuju ke dalam. Gerakan massa batuan setengah cair inilah yang diperkirakan membuat kerak bumi yang 'mengapung' di atas selubung seperti digerakkan oleh 'conveyor belt'. Ketika potongan-potongan atau lempengan kerak bumi tergerakkan oleh sistem roda berjalan ini, mereka bisa saling bertabrakan atau bergesekan. Akibat dari adanya pergesekan atau tumbukan ini akan menimbulkan gempa bumi. Karena indonesia berada pada zone perbatasan lempeng Euro Asia dan Australia yang selalu bergerak menubruk lempeng Euro Asia sehingga di Indonesia sering sekali terjadi gempa.

Gambar Lempeng Bumi



Lempeng samudra lebih tipis tapi lebih berat, sedang lempeng benua tebal tapi ringan. Jadi kalau keduanya bertumbukan lempeng samudra akan melesak ke dalam, menunjam di bawah lempeng benua. Inilah yang terjadi antara lempeng benuaAsia dan lempeng samudra yang ada di bawah samudra Hindia. Di sepanjang zone ini akan timbul deretan gunung api. Zone penunjaman lempeng samudra Indo-Australia di bawah benua Asia ada di sepanjang barat Sumatra dan menerus ke selatan Jawa dan Nusa Tenggara.
Propinsi Jawa Timur yang terletak di 111 derajat 0-114 derajat 4 Bujur Timur dan 70 derajat 12-80 derajat 48 Lintang Selatan, memang berada di daerah rawan terjadi gempa. Salah satunya adalah jalur tumbukan lempengan Eurosia dan Indoaustralia di bagian selatan Jawa Timur. Pergeseran lempeng inilah yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik.
Situbondo merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang secara geologis kabupaten ini berada di pulau jawa yang rawan sekali terjadi gempa, akibat letaknya yang berada di perbatasan lempeng australia dengan lempeng Euro Asia. Salah satu gempa yang pernah terjadi di Situbondo adalah gempa 10 September 2007 gempa yang terjadi sebesar 5,1 dan 4,5 Skala Richter. fenomena gempa yang kali ini lokasinya kedalaman pusat gempa 35 km dan jaraknya cukup jauh dari batas konvergensi Iempeng Samudera Hindia dengan Eurasia. Ini tetap merupakan overriding plate-earthquake, tetapi kompresi dari konvergensi lempeng terjadi jauh ke selatan.
Peta Kabupaten Situbondo

Sumber : global Mapper, 2009

Penyebab gempa di Situbondo pada tanggal 10 September 2007 adalah :
Pertama, hiposentrum gempa ini sangat dangkal (hanya 10 km dalam versi BMG, dan apabila dikaitkan dengan hiposentrum Gempa Laut Jawa yang sedalam 290 km). Formula Gutenberg-Richter menunjukkan guncangan di hiposentrum mencapai 7 MMI dan karena dangkalnya hiposentrum, maka episentrum-nya pun mengalami guncangan 7 MMI pula. Ini sama dengan intensitas guncangan yang merontokkan ribuan bangunan di Yogya - Bantul dalam Gempa Yogya 27 Mei 2006 silam.
Model matematis sederhana menunjukkan gempa ini diproduksi oleh patahnya batuan dalam radius 4 x 2 km persegi yang bergeser (slipping) sejauh 25 cm dari posisinya semula. Maka wilayah yang terletak persis diatas batuan yang bergeser ini, yakni Asembagus, secara otomatis menderitakan guncangan terbesar (7 MMI).
Kedua, episentrum gempa berlokasi di lereng utara Gunung Ijen, yakni di dataran endapan lahar gunung berapi ini yang sifatnya belum kompak, sama dengan sedimen penyusun Bantul. Karenanya penyerapan energi gempa disini cukup tinggi dan sebagai akibatnya guncangan di permukaan pun cukup kuat, maka di Situbondo sekalipun (yang berjarak 40 km dari episentrum) guncangannya masih sebesar 6 MMI. Sehingga skenario guncangan tanah dalam gempa ini sama dengan Gempa Yogya, ditandai dengan nilai koefisien atenuasi Gutenberg-Richter yang sama besar.

Bagan Kecenderungan Gempa Bumi di Situbondo

Gempa di Situbondo berkekuatan sedang dan masuk dalam kategori gempa menengah. Lokasi gempa utama berkekuatan 4,9 skala Richter (SR) terletak di 07,88 Lintang Selatan dan 114,36 Bujur Timur, kedalaman 100 kilometer di bawah permukaan laut. pusat gempa (episentrum) berada di posisi 7,86 lintang selatan dan 113,94 bujur timur atau tepatnya di kedalaman 15 kilometer dan 16 kilometer arah timur Gunung Ijen.
Getaran gempa tektonik sangat terasa di wilayah Kabupaten Bondowoso dan Situbondo. Sedangkan gempa susulan masuk kategori gempa dangkal dengan kekuatan 4,5 SR. Gempa susulan terjadi pada pukul 06.30 berlokasi di 07,88 lintang selatan dan 114,20 bujur timur, dengan kedalaman 10 kilometer. Pusat gempa terletak di 28 kilometer tenggara Kabupaten Situbondo.
Jarak antara pusat gempa dengan daerah Kabupaten Situbondo yaitu sekitar 20,7 km dan jarak antara Kabupaten Situbondo dengan daerah rawan gempa vulkanik sekitar 56,56 km. Selain itu, terdapatnya patahan-patahan yang dapat menjadi daerah yang berpotensi untuk terjadinya gempa bumi.
Gempa ini mengakibatkan kepanikan warga karena menimbulkan kerusakan bangunan rumah. Gempa bumi di Situbondo pagi tadi mengakibatkan enam warga mengalami luka-luka. Puluhan rumah, sekolah dan sarana umum di empat desa di Kecamatan Jangkar mengalami rusak parah.


Lebih dari 234 unit rumah di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Asembagus, Banyuputih, dan Jangkar Situbondo, mengalami rusak berat dan ringan akibat gempa tersebut. di tiga kecamatan tersebut, sekitar 234 bangunan rusak berat, 49 rumah rusak ringan dan 10 gedung sekolah rusak serta beberapa fasilitas umum lainnya juga mengalami kerusakan.

siapa yang melihat saya